In the front-line:
Jambu Aye shooting incident



Kantor Berita Agence France Presse (AFP


Wartawan:
Ian Timberlake



Narasumber

  • Anizar, 29 tahun, penduduk desa, saudara kandung salah satu korban.
  • Penduduk dengan nama yang tidak dituliskan.

Lokasi kejadian

  • Desa Mata Maplam, di distrik Peusangan, Bireuen, Aceh Utara.

Isi berita/temuan

  • Tentara Indonesia yang ditugaskan di desa di Aceh Utara menembak tujuh anak muda, termasuk bocah berumur 12 tahun. Para korban sedang tidur menjaga sawah saat tentara tiba di lokasi pada pukul 5.30, Rabu 21 Mei dinihari.
  • Penduduk mengatakan, seorang yang selamat yang berhasil lolos dari tembakan sempat mengatakan para korban disuruh berdiri berjajar dan kemudian ditembak.

Betulkah Korban Anggota GAM?

Menurut Anizar, saudara laki-lakinya, Khairurazzy Ismail, 18 tahun, yang menjadi korban, tak punya hubungan apa pun dengan GAM. ”Saudara laki-laki saya itu sakit dan apa pula yang mau dia lakukan dengan senjata?”

Kantor Berita British Broadcasting Corporation
(BBC)


Wartawan:
Orlando de Guzman


Narasumber
  • Seorang penduduk pria yang mengaku melihat pembantaian itu dari balik pohon kelapa
  • Seorang wanita yang pintu rumahnya didobrak

Lokasi kejadian
  • Desa Mata Maplam

Isi berita/temuan

  • Penduduk di sebuah desa di Mata Maplam mengatakan tentara Indonesia telah melakukan sebuah pembantaian selama perlawanan menumpas gerakan separatis Aceh.
  • Sedikitnya delapan anak-anak belia terbunuh di sini. Yang termuda berusia 11 tahun, yang lain berumur 13 dan 14 tahun. Tak satu pun dari lima korban lain berumur di atas 20 tahun.
  • Mereka meminta korban berdiri di pematang sawah dan kemudian mereka membunuhi korban satu per satu dari belakang dan kemudian mereka melempar tubuh korban ke sawah.
  • Wartawan BBC bersama penerjemahnya tiba di sana saat tentara Indonesia yang berpatroli telah pergi.
  • Seorang pria bercerita bahwa TNI datang ke desa itu dan mereka mengambil beberapa orang di sawah.

Betulkah korban anggota GAM?

Salah seorang wanita keluarga korban mengatakan bahwa mereka bukan anggota GAM. “Mereka bukan GAM. Mereka bekerja di sawah dan mereka bukan GAM (karena) mereka masih sangat muda,” katanya kepada kami (wartawan BBC dan penerjemahnya).

Penelusuran Tempo


Narasumber

  • Abdul Gani, 60 tahun, Kepala Desa Cot Rabo Tunong
  • Nasir Ismail, warga Desa Cot Rabo Tunong
  • M. Nasir Abdurrahman, warga Desa Cot Rabo Tunong
  • Syamsuddin, 50 tahun, imam masjid Desa Cot Rabo Tunong.
  • Saiful Bahri, Wakil Kepala Desa Cot Rabo Tunong.

Lokasi Kejadian

  • Desa Mata Maplam, Peusangan, Bireuen

Temuan

  • Hampir bisa dipastikan, tak ada penduduk desa yang menjadi saksi mata langsung atas kasus ini. Abdul Gani dan Nasir Ismail hanya mendengar tembakan pada pukul 05.30 dinihari. Menurut Nasir, tak lama kemudian, ada ketukan di pintu rumahnya. Anggota TNI yang mencari anggota GAM. Nasir sempat dipukuli. Ia kemudian disuruh ke sawah di dekat lokasi untuk mengambil mayat. Di sana, ia melihat ada tujuh mayat (bukan 10 seperti pengakuan TNI) dalam posisi terpisah-pisah. Empat mayat ditemukan di tengah sawah, tiga di antaranya berdekatan, satu mayat di saluran irigasi, satu mayat di dekat rumah penduduk, dan satu mayat di jalan ke arah gubuk.


Betulkah korban anggota GAM?

Tidak jelas. Penduduk menyangkal semua korban adalah anggota GAM. “Kami seluruh warga berani bersumpah bahwa Anas dan Dedi Daud bukan GAM. Kalau yang lain kami tidak tahu karena bukan warga desa kami,” kata Saiful Bahri, Wakil Kepala Desa Cot Rabo Tunong.

Tim Investigasi Pom TNI



Anggota Tim
  • Lima personel polisi militer dipimpin Kapten Ali Imron
  • Pom TNI juga menyertakan lima wartawan, yakni Faisal Asegaf dan Bernard Chaniago (Tempo News Room), Tiarma Siboro (The Jakarta Post), Wayan (RCTI), dan Heru (Kompas Cyber Media)

Saksi
  • A. Halim, 32 tahun, warga Desa Alue Julok
  • Muhammad Puteh, 45 tahun, warga Desa Alue Geulumpang
  • M. Ali Ahmad, 50 tahun, warga Desa Panti Cot
  • Ibrahim Hasim, 48 tahun, warga Desa Cot Rabo

Lokasi kejadian
  • Desa Mata Maplam, Peusangan, Bireuen

Kejadian

  • Pasukan Para Komando Kopassus mendatangi Desa Cot Paseeh pada Rabu, 21 Mei, pukul 02.30. Mereka turun dari truk Reo dan berjalan kaki menuju Kampung Krueng Dee. Saat berjalan kaki sekitar 100 meter dan melewat jembatan, terdengar ledakan bom dari arah jembatan. Ada dua anak yang berusia kurang lebih 13 tahun tampak berlari menuju penggilingan padi, tak jauh dari jembatan.
  • Pukul 05.00, pasukan mendekati sasaran dan mengintai. Lalu muncul dua orang GAM. Pada jarak 100 meter dari pasukan, keduanya berlari sambil berteriak, ”Pai masuk, lari…” (Pai adalah sebutan GAM untuk TNI). Pasukan berteriak memerintahkan mereka berhenti tapi tidak dihiraukan. Terdengar tembakan dari jarak 500 meter arah depan. Dua orang GAM ini roboh.
  • Anggota GAM di gubuk-gubuk berusaha lari. Dua orang tertangkap Ibrahim, pemandu jalan TNI. Ketika ditanya, ”Siapa kamu?” Dia menjawab, ”Saya marinir GAM.” Dia membawa handy talkie. Dia juga menunjuk temannya sebagai wakilnya. Tiba-tiba keduanya berusaha lari dan tidak mau berhenti saat diperintahkan. Keduanya ditembak. Kontak senjata terjadi lebih dari satu setengah jam. TNI menemukan 10 mayat setelah itu.


Betulkah korban anggota GAM?

Anggota tim Pom TNI yakin 10 orang korban adalah anggota GAM. Mereka tidak ditembak dengan cara dibariskan berjajar di satu tempat, melainkan ditembak di tempat yang terpisah dalam lokasi tempat kejadian.


Lima korban tewas yang dikenali sebagai GAM adalah:
  • Anas Munajir, 13 tahun, warga Cot Rabo Tunong
  • Dedi Daud, 31 tahun, warga Cot Rabo Tunong
  • Tasran Dahlan, 18 tahun, warga Desa Pulo Naleungh
  • Efendi Marzuki, 25 tahun, warga Desa Mata Maplam
  • Nasrullah Yusuf, 17 tahun, warga Desa Alue Geulumpang


Lima korban lainnya

Lima lainnya belum jelas statusnya, tapi tim investigasi meyakini mereka sebagai cantoi (mata-mata) GAM, yakni:

  • Chairul Razi, 27 tahun, warga Desa Mata Maplam
  • Khairul Hasballah, 22 tahun, warga Desa Alue Geulumpang
  • Munidar Ali, 18 tahun, warga Desa Alue Geulumpang
  • Nurdin Ahmad, 55 tahun, warga Desa Mata Maplam
Satu korban tanpa identitas